Sakralnya Tradisi Mandi Khatulistiwa di Atas KRI Teluk Amboina-503: Penyematan Jiwa Pelaut Sejati

Teluk Amboina, 20 Mei 2025, Postindonesia.com – Sebuah momen sakral kembali dijalani oleh para siswa dari Satuan Pendidikan (Satdik) I Kodiklatal dalam pelayaran menggunakan KRI Teluk Amboina-503. Pada Senin (19/5), mereka mengikuti Tradisi Mandi Khatulistiwa, sebuah ritual simbolis yang dilaksanakan tepat saat kapal melintasi garis khatulistiwa.
Tradisi ini telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya TNI Angkatan Laut, sebagai bentuk penyambutan bagi pelaut yang pertama kali menjejakkan langkah di garis khatulistiwa. Prosesi ini bukan sekadar seremonial, melainkan sebuah pengukuhan bahwa mereka telah resmi menjadi bagian dari keluarga besar pelaut sejati.
Komandan KRI Teluk Amboina-503, Letkol Laut (P) Rendra Hariwibowo, S.H., M.Tr.Opsla., menegaskan bahwa Mandi Khatulistiwa adalah momen pembentukan karakter. “Ini bukan hanya tradisi, melainkan simbol kehormatan dan titik awal pembentukan mental pantang menyerah bagi para calon pelaut tangguh,” ujarnya.
Dalam suasana penuh semangat, para siswa menjalani setiap tahapan upacara dengan khidmat. Siraman air laut yang membasahi tubuh mereka menjadi lambang penyucian diri, sekaligus penghormatan terhadap warisan tradisi maritim yang telah mengakar sejak lama.
Tradisi ini tidak hanya memperkuat identitas sebagai pelaut, tetapi juga menjadi media pembinaan moral dan mental. Nilai-nilai kedisiplinan, solidaritas, serta kesiapsiagaan dalam menghadapi tantangan di laut tertanam kuat melalui setiap prosesi yang dijalani.
Dengan dilaksanakannya ritual ini, diharapkan para siswa tidak hanya memahami makna simbolisnya, tetapi juga siap mengemban tugas sebagai pelaut andal yang berdedikasi untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
Red/Ms