Oktober 21, 2025

Ruwatan dan Tirakatan Satukan Doa Demi Sidoarjo Damai

Ruwatan dan Tirakatan digelar oleh Ruang Publik Sidoarjo (RPS) sebagai bagian ikhtiar menjaga kedamaian dan keselamatan masyarakat.

Ruwatan dan Tirakatan digelar oleh Ruang Publik Sidoarjo (RPS) sebagai bagian ikhtiar menjaga kedamaian dan keselamatan masyarakat.

Sidoarjo, postindonesia.com,- Ruwatan dan Tirakatan digelar oleh Ruang Publik Sidoarjo (RPS) sebagai bagian ikhtiar menjaga kedamaian dan keselamatan masyarakat.

Acara yang penuh makna dilaksanakan di GOR Delta Sidoarjo pada Rabu malam,  (27/08/2025), juga menjadi rangkaian dalam peringatan HUT ke-80 Republik Indonesia.

Kehadiran Lintas Elemen

Ribuan mata menyaksikan momentum kebersamaan. Hadir tokoh agama, tokoh masyarakat, kepala desa, dan organisasi seperti Perwabi, FKPPI, LSM LIRA, dan Pemuda Pancasila, hadir dalam suasana khidmat.

Mereka semua menyatu dalam doa. Hal tersebut menegaskan akan pentingnya menjaga persaudaraan di tengah-tengah keberagaman.

Swadaya Masyarakat Tanpa APBD

Ketua RPS, Sujani, menyatakan acara ini dibiayai swadaya masyarakat dan tidak bersumber dari anggaran pemerintah daerah. Dukungan tulus dari berbagai pihak menjadi bukti bahwa kepedulian sosial bisa melahirkan kegiatan besar tanpa mengandalkan dana APBD.

Ruwatan dan Tirakatan digelar oleh Ruang Publik Sidoarjo (RPS) sebagai bagian ikhtiar menjaga kedamaian dan keselamatan masyarakat.
Ruwatan dan Tirakatan digelar oleh Ruang Publik Sidoarjo (RPS) sebagai bagian ikhtiar menjaga kedamaian dan keselamatan masyarakat.

Filosofi Tumpeng dan Tirakat

Di hadapan para hadirin, tersaji tujuh tumpeng berbentuk kerucut. Maknanya adalah doa agar kehidupan masyarakat meningkat dan lurus menuju ridho Tuhan.

Ruwatan diartikan sebagai usaha membersihkan diri dari energi negatif, sementara tirakatan menuntun manusia untuk menahan diri dan mendekatkan hati pada Sang Pencipta.

Kedua tradisi ini berpadu, melahirkan pesan spiritual: menjaga Sidoarjo tetap tenteram, bebas dari perpecahan, dan dilindungi dari marabahaya.

Suara Kebersamaan dari RPS

“Kita berkumpul bukan hanya untuk sebuah ritual, tapi untuk meneguhkan persatuan. Semoga ruwatan dan tirakatan ini menjadi doa bersama agar Sidoarjo senantiasa damai, masyarakat rukun, dan pembangunan terus berlanjut,” ujar Sujani penuh harap.

Baca juga: Sidoarjo Sambut Lentera, Gerakan Karakter Pelajar

Doa Menutup Acara

KH. Hasan Jamil memimpin doa penutup. Seluruh peserta menundukkan kepala, melantunkan permohonan agar bangsa Indonesia, khususnya Sidoarjo, senantiasa mendapat perlindungan Allah SWT. Doa itu menjadi puncak acara yang menenangkan hati.

Pesan Harmoni untuk Masa Depan

Ruwatan Tirakatan kali ini meninggalkan pesan penting: keberagaman adalah kekuatan, bukan perpecahan. Lintas agama, pemuda, hingga organisasi masyarakat menunjukkan bahwa Sidoarjo mampu merawat harmoni di tengah perbedaan.

Acara ditutup dengan semangat kebersamaan, meninggalkan keyakinan bahwa budaya dan doa adalah pilar menjaga masa depan yang damai.

Warsono